Total Tayangan Halaman

Minggu, 24 Februari 2013

Teori dan Model Kepemimpinan


TEORI DAN MODEL KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

A.  KONSEP DASAR
Kepemimpinanan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. ( Mulyasa, E 2002:107).
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. (Sutisna, 2003 (dalam Mulyasa, E. 2002: 107))
Kepemimpinan adalah kekuatan (power) yang didasarkan atas tabiat atau watak yang memiliki kekuasaan lebih, biasanya bersifat normative (Amitai Etzioni)

Terdapat tiga konsep kepemimpinan ditinjau dari sejarah perkembangannya, yaitu
•    Konsep yang menganggap bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang  berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri seorang pemimpin. Ini merupakan konsep kepemimpinan yang paling tua dan paling lama dianut orang.
•    Konsep yang memandang kepemimpinan sebagai fungsi kelompok (function of the group). Menurut konsep ini, sukses tidaknya suatu kepemimpinan  dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang, dan yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya.
•    Konsep ini didasari atas pandangan yang bersifat psikologis dan sosiologis,  juga atas ekonomi dan politis. Menurut konsep ini, kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi dari situasi (function of the situation) . Dengan demikian untuk kepemimpinan ideal, ketiga konsep di atas harus dipadukan karena saling melengkapi.
 

TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya Kepemimpinan
        Dalam mempelajari masalah kepemimpinan terdapat beberapa pendekatan atau teori.  Carrol dan Tosy merangkum pendekatan-pendekatan tersebut menjadi tiga pendekatan atau teori kepemimpinan, yaitu pendekatan sifat.
1. Pendekatan Sifat
Ghizeli dan Stogdil, mengemukakan adanya lima sifat yang perlu dimiliki seorang pemimpin, yaitu kecerdasan, kemampuan mengawasi, inisiatif, ketenangan diri, dan kepribadian.
Thierauf dan kawan-kawan mengemukakan sifat-sifat kepemimpinan yang baik, yaitu kecerdasan, inisiatif, daya khayal, bersemangat (enthusiasme), optimisme, individualism, keberanian, keaslian (originalitas), kesediaan menerima, kemampuan berkomunikasi, rasa perlakuan yang wajar terhadap sesama, kepribadian, keuletan, manusiawi, kemampuan mengawasi dan ketenangan diri.
        Meskipun telah banyak penelitian tentang sifat-sifat kepemimpinan, hingga kini para peneliti tidak berhasil menemukan satu atau sejumlah sifat yang dapat dipakai sebagai ukuran untuk membedakan pemimpin dan bukan pemimpin.
2. Pendekatan Perilaku
        Pendekatan perilaku (Behavioral approach) merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin yang bersangkutan. Sikap dan gaya kepemimpinan itu tampak dalam kegiatannya sehari-hari, dalam hal bagaimana cara pemimpin  itu member perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan sebagainya.
3. Pendekatan Situasional
        Pendekatan atau teori kepemimpinan ini dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard berdasarkan teori-teori kepemimpinan sebelumnya. Pendekatan situasional biasa disebut juga pendekatan kontengensi. Pendekatan ini didasarkan atas asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan suatu organisasi atau lembaga tidak hanya bergantung pada atau dipengaruhi oleh perilaku dan sifat-sifat pemimpin saja. Tiap-tiap organisasi atau lembaga memiliki cari-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasi atau lembaga yang sejenis pun akan menghadapi masalah yang berbeda karena lingkungan yang berbeda, semangat dan watak bawahan yang berbeda. Sesuai dengan kata kontingensi yang berarti kemungkinan.


Daftar Pustaka

Mulyasa E, 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung. Remaja Rosdakarya.