Ahli yang Visioner
Posted on 19/02/2014
by Jamil Azzaini di www.jamilazzaini.com
telah membaca tulisan saya kemarin, Generalis atau
Spesialis, saya berharap Anda memutuskan ingin ahli di bidang apa.
Keahlian apapun selama itu baik dan positif tentu boleh. Namun, agar kehidupan
Anda semakin berenergi dan memiliki arti Anda perlu menjadi ahli yang visioner,
tidak sekedar ahli.
Seorang ahli yang visioner
setidaknya perlu memiliki tiga keyakinan berikut. Pertama, keahliannya
dibutuhkan di masa yang akan datang. Boleh jadi keahlian yang Anda tekuni saat
ini belum populer tetapi bila hal itu diperlukan dimasa yang akan datang maka
tekunilah. Atau, mungkin keahlian yang Anda pilih saat ini sudah populer namun
masih diperlukan hingga Anda berusia tua, maka teruslah diasah.
Kedua, keahliannya memberi banyak
manfaat. Thomas Alfa Edison, Steve Jobs, Alexander Graham Bell sudah tiada
namun manfaat keahliannya masih dirasakan hingga sekarang. Profesor Sedyatmo
juga sudah meninggal tetapi temuannya “Pondasi Cakar Ayam” masih digunakan
untuk berbagai konstruksi bangunan hingga saat ini. Begitu pula buku-buku karya
Buya Hamka masih menjadi bahan diskusi dan kajian hingga saat ini.
Walau mungkin kita tidak sekelas
dengan para ahli yang saya sebutkan tadi, setidaknya kita perlu menetapkan
target berapa pemetik manfaat dari keahlian kita. Saya, misalnya, sudah
menetapkan target ingin menginspirasi 25 juta orang lebih dan melahirkan 10.000
trainer berkarakter –Berapa target pemetik manfaat dari keahlian Anda?
Renungkan dan segera tuliskan.
Ketiga, keahliannya bisa menjadi
bekal pulang ke kampung akhirat. Kita hidup hanya sebentar. Kata orang tua saya
hidup di dunia ini hanya numpang berteduh, kehidupan yang sejati adalah
kehidupan setelah kita mati. Nah, kebahagian dan kenikmatan hidup setelah mati
menentukan prasyarat agar kita membawa bekal yang cukup dan pantas saat kita
hidup di dunia. Jadikan energi, waktu dan pengorbanan serta hasil dari keahlian
kita menjadi bekal untuk kehidupan kelak yang kekal.
Keahlian yang hanya menghasilkan
kenikmatan dan popularitas duniawi boleh jadi terlihat hebat di mata manusia.
Tetapi sungguh amat rugi bila itu tak ada nilainya dihadapan-Nya. Dengan kata
lain, hanya menghasilkan kenikmatan sesaat tetapi tak bisa menjadi bekal ke
akhirat. Seorang ahli yang visioner tentunya menghindari kebodohan seperti ini.
Ternyata menjadi seorang ahli saja
tak cukup, kita perlu menjadi ahli yang visioner. Setuju?
Salam SuksesMulia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar